Jumat, 15 April 2016

Pesan Cinta Buku untuk Anak dan Remaja

Judul buku: The Magic Library: Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken
Penulis: Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup
Penerbit: Mizan, Bandung
Cetakan: Pertama, Januari 2016
Tebal: 284 halaman
ISBN: 978-979-433-924-4


Jostein Gaarder adalah penulis Norwegia yang karya-karyanya telah banyak diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Sisi paling menarik dari karya-karyanya adalah bahwa ia mengangkat tokoh anak dan remaja serta memberi nuansa reflektif yang kental.

Dalam karya Gaarder yang ditulis bersama Klaus Hagerup ini, tokoh remaja kembali tampil sebagai pemeran utama. Novel ini mengambil tema yang relatif lebih ringan, bukan dengan bobot filosofis yang cukup berat, yakni tentang dunia kepenulisan dan perbukuan. Cara penyajiannya khas Gaarder: berlapis, mengandung unsur cerita detektif dan misteri, dan ada unsur petualangan yang khas anak-anak dan remaja.

Novel ini berkisah tentang dua saudara sepupu, Berit dan Nils, yang tinggal di kota yang berbeda di Norwegia. Keduanya berkorespondensi dengan menggunakan buku-surat yang mereka kirimkan via pos. Nah, bersamaan dengan awal mereka saling berkirim surat itu, Berit dan Nils mengalami beberapa kejadian aneh yang berhubungan dengan seorang perempuan misterius.

Di sebuah toko buku, perempuan misterius, yang belakangan diketahui bernama Bibbi Bokken itu, membayari buku yang dibeli Nils dan tampak ngiler menyusur dan memandangi buku-buku. Sementara Berit secara tak sengaja menemukan dan membaca surat untuk Bibbi Bokken dari seseorang yang menyinggung soal “perpustakaan ajaib” dan “buku yang akan terbit tahun depan di Norwegia” (hlm. 11-15).

Jadilah kemudian buku-surat Berit dan Nils itu dipenuhi dengan tema peristiwa misterius itu. Semakin tebal misteri yang menyelimuti beberapa kejadian terkait dengan Bibbi Bokken itu, semakin Berit dan Nils diliputi rasa penasaran yang kadang bercampur dengan rasa ketakutan. Ada dugaan bahwa Bibbi Bokken, yang kadang disebut si Nyonya Buku dan si Penyihir Buku, bersama komplotannya sedang mengincar buku-surat Berit dan Nils. Dan itu tampak terbungkus dalam sebuah rencana rahasia berbau konspirasi yang berkaitan dengan Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken dan dunia perbukuan di Norwegia.

Yang unik, dan ini khas Gaarder, di sepanjang petualangan bak detektif penuh misteri itu, ada banyak hal menarik yang tersaji ke hadapan pembaca tentang dunia perbukuan dan kepenulisan. Berit dan Nils dalam buku-suratnya berbicara tentang Winnie the Pooh karya A.A. Milne, penulis buku anak-anak dari Swedia Astrid Lindgren, HC Andersen yang masyhur dari Denmark, Anne Frank yang meninggal di usia remaja sebagai korban Perang Dunia II dengan catatan hariannya yang kemudian cukup melegenda, penulis drama dari Norwegia Henrik Ibsen, dan sebagainya (hlm. 36-52).

Surat-surat Berit dan Nils serta alur novel ini juga banyak menyajikan pengenalan tentang dunia perbukuan dan perpustakaan. Misalnya tentang sistem klasifikasi desimal Dewey, yang digunakan untuk memudahkan pengkategorian buku di perpustakaan (hlm. 63-66). Ada juga dialog dan pemaparan tentang sejarah buku dan penerbitan, penemuan mesin cetak yang dikenal dengan Revolusi Gutenberg, teori sastra, teori fiksi, proses kreatif kepengarangan (teori menulis), dan semacamnya (hlm. 215-219).

Novel ini memang tepat dikatakan sebagai “sebuah surat cinta kepada buku dan dunia penulisan”—sebutan yang diberikan oleh sebuah terbitan di Jerman untuk karya ini. Novel ini tampaknya sengaja disusun untuk mempromosikan budaya baca-tulis dan mengenalkan lika-liku dunia kepustakaan dan kepenulisan kepada anak dan remaja.

Strategi tekstual yang dimainkan karya ini cukup kena dan cocok untuk segmen pembaca yang disasar. Alih-alih memaparkan secara kronologis atau sistematis, karya ini justru menyelipkan pesan cinta buku dan menyuguhkan pesona karya-karya dari dunia aksara dalam jalinan kisah misteri petualangan yang menarik dan enak diikuti—sesuai dengan selera kaum remaja dan anak-anak.


Versi yang sedikit berbeda dengan tulisan ini dimuat di Koran Jakarta, 15 April 2016.


0 komentar: